Kamis, 22 November 2012

Cinta itu Tak Perlu Seseorang Yang Sempurna


Cinta... Apa itu cinta?


Cinta adalah sebuah rasa yang sederhana yang kadang kala membuat kita tersenyum bahagia dan sedih karena terluka..
Banyak orang yang gagal dalam cintanya atau tidak bahagia karena mencintai seseorang yang salah dan banyak pula orang yang mengatakan "cinta itu tai kucing rasa coklat" bisa anda bayangkan bagaimana tai kucing bisa berubah menjadi rasa coklat? kalau sudah tau tai kucing kenapa masih anda rasakan? dan masih anda jalani?
sederhananya sebenarnya kita harus membuka pikiran kita dulu, dan memaknai kata " cinta" sebagai hal yang bijak....  

cinta itu bukan suatu hal yang membebani  anda.. cinta adalah rasa yang tidak meminta balasan.. dan cinta adalah sebuah rasa, rasa dimana seseorang ingin membahagiakan orang yang dia cintai dan membahagiakan diri anda sendiri saat bersamanya.. Kadang anda tidak puas dengan pasangan anda mungkin setelah bertahun lamanya anda baru tersadar jika pasangan anda bukan orang yang cocok untuk anda, karena ketidakpuasan itu timbul lah sebuah rasa yang lain, rasa yang tiba-tiba timbul kepada orang yang lain dan oranglain itu memiliki sesuatu yang tidak di miliki oleh pasangan anda, istilah kerennya anda "Membagi Cinta".....
Dan... Inilah pemicunya kenapa anda berselingkuh, karena anda tidak puas dengan pasangan anda..


Selingkuh itu memang indah..menyenangkan dan seolah-olah anda hidup kembali saat orang ketiga itu datang.. Orang ketiga itu memilki hal yang tidak di miliki pasangan anda.. mungkin lebih supel, lebih cerdas, lebih pengertian dan anda lebih bisa menjadi diri anda sendiri saat bersama selingkuhan anda..
Mari kita coba memposisikan diri anda, pasangan anda dan selingkuhan anda...
Jika anda berada dalam posisi pasangan anda mungkin dia juga merasakan jenuh dengan sikap anda karena anda juga mulai menunjukkan  perubahan sikap, tinggal bagaimana pasangan anda merespon, apa dia balas dendam dengan melakukan hal yang sama, atau dia mencoba berkomunikasi dengan baik dan mencoba mendiskusikan atas apa yang tidak benar dari hubungan kalian...
Jika pasangan anda orang yang memberikan respon dengan membalas perlakuan anda dengan melempar api dengan api, waahh... berarti benar ini bukan pasangan yang tepat untuk anda, karena dia tidak bisa menyadarkan anda dan meyakinkan anda bahwa dia adalah orang yang layak untuk anda cintai dan anda bahagiakan.
Namun jika pasangan anda memberi respon mencoba memulai berkomunikasi dengan baik dan mencoba mendiskusikan apa yang kurang dari dirinya sehingga anda berselingkuh, pasti dia adalah pasangan terbaik untuk anda karena dia bahkan tidak membalas melempar api pada anda, dalam arti dia tidak membalas menyelingkuhi anda ataupun menunjukkan sikap yang berubah dratis, jika dia mampu mengajak anda memulai berkomunikasi dengan baik tentunya dia adalah pasangan yang bijaksana dan dia sangat mencintai anda..
Ini saatnya anda menyampaikan keluh kesah anda pada pasangan anda kenapa anda bisa membagi hati dan kenapa anda lebih nyaman pada selingkuhan anda.. tunggu jawaban dari pasangan anda..


jika dia menjawab  " Sayang... aku minta maaf jika aku belum bisa menjadi seseorang yang layak untukmu, bukan karena aku tidak mau berusaha, setiap hari aku selalu berusaha bagaimana aku bisa menjadi perempuan yang layak bagimu dan benar-benar kamu butuhkan di hidupmu.. hingga detik inipun aku masih berusaha..mungkin aku memang tak sempurna bagimu, tapi kamu adalah sosok yang sempurna buat aku.. mencintaimu seperti ini saja sudah cukup membahagiakanku, aku tidak memaksamu untuk selalu memiliki apa yang aku inginkan.... melihatmu tersenyum sepanjang harimu.. aku sudah bahagia....  aku tidak marah setelah kamu berselingkuh, aku yakin pasti ada banyak hal yang kamu butuhkan ada padaku meski apa yang kamu inginkan ada padanya... Sayang.... aku mohon berjanjilah jika ini yang terakhir untuk kita.. tunggulah aku menjadi sosok yang lebih baik lagi... aku harap kamu tidak akan pernah bosan menungguku...  seperti aku yang tak akan pernah bosan menunggu kamu melihatku jika aku adalah satu-satunya orang yang menginginkanmu lebih dari siapapun........"
Pasangan yang seperti inilah yang sesungguhnya anda butuhkan... Jika hati anda tidak tergetar dan menyesal saat dia mengatakan ini, pasti hati anda sudah tak beres..pasti anda benar-benar peselingkuh sejati yang hanya berburu kesempurnaan.. Sadarlah... jika kesempurnaan itu hanya milik-NYA.. manusia diciptakan dengan porsi masing-masing, dengan kekurangan masing-masing.. 

Anda harus sadar jika selingkuhan anda sebenarnya hanyalah objek ketidakpuasan anda.. dan sebenarnya dia adalah orang yang paling merasa tidak adil.. karena dia tidak akan pernah bisa memiliki anda, mungkin akan sangat menyakitkan buat dia saat melihat anda terbangun dari mimpi panjang anda.. Dia juga tidak bisa di salahkan karena cinta itu datang tiba-tiba tanpa alasan, tanpa memandang status dan hanya ingin merasa bahagia... 


"Tak perlu seseorang yang sempurna... cukup temukan orang yang selalu bahagia melihatmu tersenyum yang membuatmu berarti saat bersamanya dan menginginkanmu lebih dari siapapun
... "

Gambar Romantis


Trikotomi Masyarakat Jawa dan Identitas Priyayi





TRIKOTOMI MASYARAKAT JAWA DAN IDENTITAS PRIYAYI
DALAM


By : Witma Supriyajana


Clifford Geertz, di dalam buku Religion of Java, membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelas kelas pertama adalah kelas priyayi, Kelas yang berada di tengah adalah kelas santri, sedangkan kelas paling bawah disebut kelas abangan. Menurut Umar Kayam,  masyarakat Jawa merupakan sebuah hasil peradaban yang sangat kompleks, di mana pembagian yang sangat kaku, seperti pada sistem kasta, tidak dapat menjelaskan identitas masyarakat Jawa secara akurat. Memang, sistem trikotomi yang sangat kaku tersebut sungguh ada, tetapi dalam beberapa kasus, sistem tersebut dapat menjadi fleksibel. Kelompok sosial yang terpisah satu sama lain nampaknya tidak memungkinkan untuk menjalin hubungan yang erat antar status. Para priyayi di satu sisi selalu dianggap sebagai penguasa, sedangkan abangan atau wong cilik hanya menjadi pekerja kasar. Hal tersebut memperlebar jarak dan juga memberikan batas antara kedua kaum tersebut. Umar Kayam dalam novel Para Priyayi justru memutar balikkan situasi tersebut menjadi suatu hubungan timbal balik antara kaum priyayi dan wong cilik dan mendobrak pembatas antar mereka. Priyayi tidak lagi digambarkan sebagai kaum yang individualistis tetapi bersimpati pada wong cilik.
Umar Kayam di dalam Para Priyayi, menggambarkan kelas-kelas tersebut bukan sebagai suatu hal yang mengikat, bahkan batasan-batasan yang terdapat di antara ketiga kelas sosial tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang bersifat kabur. Karakter Sastrodarsono diceritakan mempunyai latar belakang seorang petani, seorang abangan. Kakeknya, ayahnya, dan saudara-saudaranya hanyalah petani-petani kecil. Sastrodarsono sendiri menjadi priyayi setelah ia menamatkan pendidikannya, dan menjadi guru bantu di sebuah kota kecil. Ia bukanlah keturunan priyayi, dan ia belum memiliki prestasi apapun untuk mendapatkan gelar priyayi, tetapi ia sudah dianggap sebagai seorang priyayi.
           
Pemikiran untuk membangun kaum wong cilik dalam diri Sastrodarsono didasari oleh tokoh Mas Martoatmodjo yang beranggapan bahwa priyayi seharusnya memajukan masyarakat, “bukan priyayi yang di kemudian hari kepingin jadi raja kecil yang sewenang-wenang terhadap wong cilik.” Mas Martoatmodjo selalu mengikuti perkembangan gerakan priyayi dengan membaca Medan Priyayi, mingguan yang memuat artikel-artikel perlawanan terhadap kolonialisme, seperti Multatuli, dan kritikan bagi pejabat yang korup. Banyak priyayi yang tidak berani mengikuti jejak Mas Martoatmodjo karena takut kehilangan status dan kemapanan
.“Mereka takut dengan bacaan seperti ini. Mereka takut kehilangan pekerjaan mereka”(hal 57). Kemunculan pemikiran ini adalah suatu bentuk reformasi idealisme priyayi yang terkesan pasif dan individualities menjadi dinamis.
 Lantip adalah gambaran Umar Kayam akan priyayi sejati. Lantip menggambarkan seorang priyayi sebagai seorang yang memiliki semangat “pengabdian kepada masyarakat banyak, terutama kepada wong cilik, tanpa pamrih kecuali berhasilnya pengabdian itu sendiri” dan “warna semangat kerakyatan”(hal 306). Pentingnya intelektualitas semakin disadari oleh kaum wong cilik karena dengannya mereka mendapat kesempatan untuk menjadi priyayi, dengan bantuan kaum priyayi. “Jangan hanya puas jadi petani, Le. Kalian harus menjadi priyayi.”(hal 30) Status priyayi berarti kehormatan, pangkat dan kemapanan hidup secara ekonomi. Menjadi priyayi adalah impian hidup keluarga Atmokasan, namun untuk mencapai tujuan itu pendidikan menjadi modal dasar. “Kalian harus sekolah”(hal 30). Dengan memiliki pendidikan mereka akan diperhatikan oleh pemerintah dan dapat menduduki suatu jabatan. Ndoro Seten berperan dalam proses ini sebagai pembuka jalan, Sastrodarsono dicarikan jalan lewat Ndoro Wedono dan para Priyagung di Madiun untuk dapat diterima magang menjadi guru bantu.”(hal 31) Sastrodarsono melakukan proses yang sama dengan mengangkat Lantip untuk menjadi priyayi .
Tokoh Lantip sendiri cukup sulit untuk dikategorikan ke dalam kelas-kelas dalam trikotomi masyarakat Jawa. Ia memiliki pengertian yang sangat baik akan kehidupan priyayi, dan ia bersikap bagaikan seorang priyayi. Apalagi, ia juga berpendidikan. Tetapi, ia bukanlah keturunan priyayi, malahan ia adalah anak haram dari kaum abangan Umar Kayam berpikiran bahwa hal etiket bahasa yang sangat mengikat dan kaku seperti itu tidaklah sepenuhnya benar. Sekali lagi, terdapat beberapa pengecualian. Lewat karakter ayah Sastrodarsono, Umar Kayam kembali memberikan tambahan pada teori Geertz. Ayah Sastrodarsono, yang hanya seorang petani desa, dapat berbahasa menggunakan dialek krama inggil, dialek para priyayi dan kaum intelek. Ia menggunakan krama inggil saat berbicara dengan Ndoro Seten. Hal yang sebaliknya terjadi pada Sastrodarsono, yang diceritakan sering meluapkan emosinya ketika kalah di meja kesukan. “Bedes, monyet, goblok anak kecu, gerombolan maling……”(hal10) umpatnya. Ini bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh seorang priyayi, tetapi di sini Umar Kayam menekankan bahwa priyayi, seperti halnya kaum santri dan abangan, jugalah manusia. Di dalam Para Priyayi, para priyayi merupakan orang-orang yang mendukung dan memperjuangkan hak-hak wong cilik, orang-orang dari kelas bawah. Hal ini pertama kali ditunjukkan oleh Ndoro Seten, yang membantu Sastrodarsono dalam meraih impiannya menjadi seorang priyayi. Ndoro Seten juga mengatakan bahwa dirinya ingin “..membangun barisan priyayi maju, bukan priyayi yang di kemudian hari kepingin jadi raja kecil yang sewenang-wenang terhadap wong cilik”(hal 63). Sastrodarsono pun terlihat mendukung hal ini dengan membangun sebuah sekolah kecil di Wanalawas, sekolah yang diperuntukkan bagi wong cilik. Harimurti, anak Hardojo, juga bergabung dengan Lekra, sebuah organisasi berideologi komunis, dengan tujuan memperjuangkan hak-hak wong cilik. Bahkan, Lantip, di dalam pidatonya mengajak hadirinnya untuk “menanam semangat priyayi sebagai semangat pengabdian kepada masyarakat wong cilik”(hal 306) Konflik dengan para santri pun dilengkapi oleh Umar Kayam dengan menciptakan tokoh Sri dan Darmin. Mereka adalah keponakan Sastrodarsono yang datang dari kaum santri. Bila memang terdapat konflik ideologi yang sangat intens di antara para priyayi dan para santri, tampaknya tidak mungkin Sri dan Darmin dititipkan pada sebuah keluarga priyayi.
           
Salah satu hal yang membedakan para priyayi dari orang biasa adalah etika. Etika memberi para priyayi aturan dalam bertingkah. Melalui ketentuan-ketentuan tersebut, sang priyayi diharapkan dapat bertingkah laku lepas dari emosinya. Meski terkesan kaku, namun  kesopan-santunan mereka datang dari roso, rasa. Etika sopan santun priyayi dalam bertutur dapat dirangkum menjadi empat prinsip utama. Pertama, bahasa dan tingkah laku harus sesuai dengan kelas mereka. Saat dua priyayi, walaupun belum saling kenal, bertemu, mereka harusmenggunakan bahasa Jawa alus, dan harus saling merendahkan diri. Cara berpakaianpun harus sesuai. Kedua, dalam  penyampaian pesan, hendaknya didahului dengan basa basi. Saat hendak menyampaikan pesan yang negatif, para priyayi pada umumnya menggunakan perumpamaan sehingga lawan bicara dapat menangkap inti pesannya tanpa harus merasa tersinggung. Prinsip ketiga dikenal oleh orang Jawa sebagai étok-étok, yaitu sikap berpura-pura. Hal tersebut biasa digunakan priyayi dalam situasi di mana mereka menyembunyikan keinginan pribadi mereka demi keinginan orang lain. Prinsip yang keempat adalah mereka harus dapat mengendalikan emosi dalam bertingkah laku.
           
Para Priyayi sangat memperhatikan etika dalam berbahasa. Bahasa Jawa sendiri dapat dibagi menjadi tiga tingkatan dasar, yaitu krama, madya, dan ngoko.. Kelas sosial menentukan gaya bahasa dan dialek. Status juga sangat mempengaruhi pemilihan dialek dalam sebuah percakapan. Sebagai contoh dalam novel para priyayi, saat seorang juragan berbicara dengan kusirnya, dialek yang digunakan adalah ngoko biasa“Aja ngantuk, lho!”(hal 207) , sedangkan kusirnya tersebut akan berbicara dengan menggunakan karma inggil,”Mboten,kok,Ndoro,”(hal 207).
           
            Novel Para Priyayi yang dikarang oleh Umar Kayam di New Haven pada tahun 1991, selain sebagai sebuah karya sastra, juga berperan sebagai sebuah “ensiklopedi” yang menyoroti kehidupan kaum birokrat atau aristokrat Jawa, para priyayi. “(Novel) Para Priyayi adalah jihad intelektual Umar Kayam tentang seseorang dalam menjalani fungsi kemanusiaannya, yang mula-mula adalah (seorang) Jawa.” Melalui novel ini Umar Kayam sebagai penulis ingin menyampaikan idealismenya mengenai kepriyayian, karena selama ini stereotip priyayi selalu erat dengan orang-orang birokrat yang menggunakan statusnya untuk menguasai orang lain, berjiwa anti-sosial dan arogan.


Daftar Pustaka

Kayam, Umar. Para Priyayi: Sebuah Novel. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992.

Http//Geertz, Clifford. The Religion of Java. yang diakses pada 25 Oktober 2010.

Dongeng sastra anak


Sang Putri dan Pengemis

By : Witma Supriyajana

Tersebutlah seorang putri raja yang cantik jelita. Karena
bergelimang harta, Sang Putri mempunyai sifat buruk. Ia selalu
menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.
Sedangkan Sang Raja tak pernah menolak kemauan putrinya.
Salah satu kegemaran Sang Putri adalah mengumpulkan
perhiasan dari intan permata. Ia sudah memiliki berlaci-laci
perhiasan dari berbagai negeri.
Suatu saat Raja mengajak Sang Putri berkeliling kota. Setelah singgah di berbagai
tempat, mereka berhenti di depan bangunan indah. Di depan bangunan itu terdapat air
mancur. Sang Putri sangat terpesona dengan air mancur yang elok itu. Air mancur itu
memancarkan butir-butir air yang sangat indah. Karena terkena sinar matahari, butiranbutir
air itu memancarkan cahaya kemilau bak intan permata. Sang Putri semakin
terpesona.
Sepulang dari perjalanan, Sang Putri minta dibuatkan air mancur di depan istana. Raja
mengabulkan permintaan itu. Maka berdirilah air mancur nan megah seperti keinginan
Sang Putri. Bukan main gembiranya Sang Putri. Tiap hari ia memandangi air mancur itu.
Suatu hari ketika Sang Putri duduk di
pinggir air mancur itu, jari manisnya kejatuhan air
mancur. Butiran air itu menjalar melingkari jari manis Sang Putri laksana cincin. Begitu
tersinari matahari, lingkaran air itu memancarkan cahaya bak cincin permata. Sang Putri
berdecak kagum. Ia berlari menemui Sang Raja.
"Ayahanda, saya ingin dibuatkan cincin permata dari butiran air," pinta Sang Putri.
Raja tak kuasa menolak keinginan putrinya. Segera Sang Raja memerintahkan abdi
kerajaan mencari ahli permata.
Datanglah seorang ahli permata. Raja lalu menceritakan keinginan putrinya. Sang ahli
permata mendengarkan dengan seksama.
"Ampun, Baginda. Hamba baru kali ini mendapatkan permintaan seperti itu. Hamba minta
waktu untuk memikirkannya," kata ahli permata. Ia tampak kebingungan.
"Kalau begitu, kuberi waktu dua hari. Tapi, kalau gagal, penjara telah menantimu!" tukas
Sang Raja.
Dua hari kemudian, ahli permata itu datang untuk memberitahu bahwa ia tak dapat
memenuhi permintaan Sang Putri. Sesuai perjanjian, ahli permata itu dijebloskan ke
penjara. Kemudian Sang Raja memerintahkan mencari ahli permata lain. Tapi, beberapa
ahli permata yang datang ke istana mengalami nasib serupa dengan ahli permata pertama.
Raja sudah putus asa. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi demi putri kesayangannya.
Sementara itu, Sang Putri terus menuntut agar permintaannya dikabulkan. Tiba-tiba
seorang pengemis tua terbungkuk-bungkuk mendatangi istana.
"Kamu ahli permata?" sergah Sang Raja.
"Bukan, Baginda. Hamba hanya seorang pengemis. Tapi, mengapa Baginda menanyakan ahli
permata?" Si Pengemis balik bertanya.
Lalu Sang Raja bercerita tentang keinginan putrinya.
"Izinkan hamba mencobanya, Baginda," ujar Si Pengemis kemudian.
"Awas, kalau gagal, penjara tempatmu!" ancam Sang Raja.
Si Pengemis kemudian memanggil Sang Putri.
"Tuan Putri, tolong bawa butiran air itu kemari!" pinta Si Pengemis kepada Sang Putri

seraya menunjuk air mancur di depan istana.
Sang Putri menuruti saja perintah Si Pengemis karena ia sudah tak sabar memiliki cincin
yang diidamkannya. Begitu berada di sisi air mancur ia menengadahkan tangannya. Sebutir
air jatuh tepat di atas telapak tangannya. Cepat-cepat ia bawa butiran itu ke pengemis.
Tapi, sebelum sampai ke pengemis, butiran air itu menguap habis. Sang Putri
mengulanginya. Kini ia berlari. Namun apa daya, tetap saja ia tak mampu membawa butiran
air. Memang hari itu sedang sangat panas sehingga membuat butiran air cepat menguap.
Dan ini memang siasat Si Pengemis, ia datang pada saat cuaca panas.
"Kalau butiran airnya tidak ada, bagaimana hamba bisa mengabulkan permintaan Sang
Putri?
Saya kira tak seorang pun mampu membuat cincin kalau bahannya tidak ada. Hamba
khawatir Tuan Putri yang cantik dan pintar ini akhirnya mendapat julukan putri bodoh
karena menginginkan sesuatu yang tak ada."
Sesudah berkata demikian, Si Pengemis dengan tenang meninggalkan istana.
Apa yang dikatakan Si Pengemis sangat menyentuh hati Sang Putri. Sang Putri menyadari
kekeliruannya. Lalu ia meminta Raja membebaskan semua ahli permata. Seluruh perhiasan
intan permata yang dimiliki Sang Putri dibagikan kepada ahli permata sebagai ganti rugi.
Sejak saat itu Sang Putri hidup sederhana dan tidak pernah minta yang bukan-bukan.






METRUM,SEJARAH PERKEMBANGAN,DAN WATAK TEMBANG MACAPAT




METRUM, SEJARAH PERKEMBANGAN, DAN  WATAK TEMBANG MACAPAT 





By : Witma Supriyajana


 Metrum macapat

Dalam khasanah kesastraan Jawa terdapat puisi tradisional yang disebut macapat.Jenis puisi itu terikat oleh konvensi yang telah mapan berupa guru gatra,guru wilangan,dan guru lagu (Padmosoekotjo,1958:18).konvensi macapat yang mencakup tiga unsure itu yang di maksudkan sebagai metrum.
  Nama Metrum Macapat

Nama metrum sama dengan nama jenis tembangnya yang terdapat dalam beberapa buku teori sastra jawa

a) Dalam Widyaswara (sastrasuwignya dan Moelyono,1981:23—25) terdapat delapan tembang tang di golongkan sebagai tembang macapat yaitu pucung,mijil,durma,kinanthi,asmaradana,pangkur,sinom,dan dhandhanggula.Tembang lainya yang berjumlah sembilan puluh dua di golongkan ke dalam tembang tengahan dan tembang gede.
b) Dalam serat purwakara dll.terdapat sembilan tembang yang di golongkan sebagai tembang macapat. Nama-namanya seperti pada buta (a) di tambah dengan maskumambang.
c)  Dalam purwakanti (Mangunwidjaja,1992:119) dll.Terdapat sepuluh tembang yang digolongkan sebagai tembang macapat.Nama-namanya seperti pada butir (a) ditambah dengan maskumambang dan megatruh atau dudukwuluh
d)Dalam Mbombong manah 1 terdapat sebelas tembang yang di golongkan sebagai tembang macapat.Nama-namanya seperti pada butir (a) di tambah dengan maskumambang,gambuh,dan megatruh.Di jelaskan oleh Tedjohadisumarto(1958:5)bahwa  tembang gambuh dan megatruh semula digolongkan tembang tengahan.
e) Dalam patokaning njekaraken (Hardjowirogo,1952:9—12,18—19)terdapat lima belas tembang yang digolongkan sebagai tembang macapat.Nama sembilan tembang pada butir (b) di sebut macapat baku(sugiyo,1978:10,Arintoko,1981:3),lima buah tembang berupa tembang tengahan yang terdiri atas balabak,megatruh,gambuh,jurudemung,dan wirangrong,serta sebuah berupa tembang gede,yaitu gurisa atau girisa.Lima buah tembang tengahan dan sebuah tembang gede itu di golongkan sebagai tembang macapat
(f) Jumlah yang sama pada butir 
(e) Terdapat dalam tata sastra.Dalam buku itu disebutkan bahwa jumlah tembang macapat ada lima belas termasuk tembang tengahan yang sudah di golongkan ke dalam tembang macapat.

Penanaman metrum macapat

Penamaan lima belas metrum macapat itu di sajikan berikut ini di lengkapi dengan keterangan secukupnya,terutama yang mengikluti etimologi.
a)      Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan. Pangkur diberi arti buntut “ekor”.oleh karena itu pangkur kadang-kadang di beri sasmita “isyarat” tut pungkur,tut wuntat ”mengekor”,”mengikuti”
b)      Maskumambang berarti punggawa yang melaksanakan upacara shamanistis ,mengucapkan mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian bunga.
c)      Sinom diberi arti sesekaring rambut  “anak rambut” .Sinom juga di artikan “daun muda” sehingga kadang-kadang di beri isyarat dengan lukisan daun muda.
d)     Asmaradana berasal dari kata asmara dan dana,Asmara adalah nama dewa pencintaan;dana dari kata dahana berarti api.
e)      Dhandhanggula di beri arti ngajeng-ngajeng kesaenan “menanti-nanti kebaikan”
f)       Durma berwatak atau biasa di gunakan dalam suasana seram.
g)      Mijil berarti keluar.Selain itui mijil ada hubunganya dengan kata wijil yang yang bersinonim dengan kata lawang “pintu”
h)      Kinanthi biasa di gunakan dalam suasana mesra atau senang.
i)        Gambuh biasa di gunakan dalam suasana mesra atau senang.
j)        Wirangrong di gunakan dalam suasana berwibawa
k)      Jurudemung berarti “penabuh gamelan” atau “lelingir kang landhep” sanding yang tajam.
l)        Girisa berarti boten sarwa wegah “tidak serba enggan’ sehingga mempunyai watak selalu ingat.
m)    Pucung cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat lucu yang  menimbulkan kesegaran.biasa di gunakan dalam suasana santai.
n)      Megatruh dapat berarti petugas yang ahli dalam kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat.
o)      Baladak berwatak atau biasa di gunakan dalam suasana santai.


 Aturan metrum macapat
Jenis metrum macapat berjumlah lima belas.Setiap jenis metrum memiliki aturan tertentu yang di sebut guru gatra,guru wilangan dan guru lagu

No
Nama metrum/tembang
Aturan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Asmaradana
Balak
Durma
Dhandanggula
Gambuh
Girisa
Jurudemung
Kinanthi
Maskumambang
Megatruh
Mijil
Pangkur
Pucung
Sinom
Wirangrong
8/i
8/a
8/ĕ/o
8/a
7/a
8/u
8/a



12/a
3/ĕ
12/a
3/e
12/a
3/e




12/a
7/i
6/a
7/a
8/i
5/a
7/i



10/i
10/a
8/ĕ
7/u
9/i
7/a
6/u
8/a
12/i
7/a
7/u
10/u
12/i
8/u
8/o
8/a




8/a
8/a
8/a
8/a
8/a
8/a
8/a



8/a
8/u
8/u
8/a
8/u
8/i
8/u



8/u
8/i
8/a
8/i
8/a





12/i
6/a

8/a






12/u
8/i
6/i
8/i
8/o





12/i
6/o
10/ĕ
10/i
6/i
6/u




8/a
11/i
8/u
7/a
12/u
8/a
8/a



12/u
6/a
8/i
12/a






8/a
8/i
8/a
8/i
7/i
8/u
7/a
8/i
12/a

8/i
8/o
10/u
6/i
7/a
7/a
7/a