METRUM, SEJARAH PERKEMBANGAN, DAN WATAK TEMBANG MACAPAT
By : Witma Supriyajana
Metrum
macapat
Dalam khasanah
kesastraan Jawa terdapat puisi tradisional yang disebut macapat.Jenis puisi itu
terikat oleh konvensi yang telah mapan berupa guru gatra,guru wilangan,dan guru
lagu (Padmosoekotjo,1958:18).konvensi macapat yang mencakup tiga unsure itu
yang di maksudkan sebagai metrum.
Nama metrum sama
dengan nama jenis tembangnya yang terdapat dalam beberapa buku teori sastra
jawa
a) Dalam Widyaswara (sastrasuwignya dan
Moelyono,1981:23—25) terdapat delapan tembang tang di golongkan sebagai tembang
macapat yaitu pucung,mijil,durma,kinanthi,asmaradana,pangkur,sinom,dan
dhandhanggula.Tembang lainya yang berjumlah sembilan puluh dua di golongkan ke
dalam tembang tengahan dan tembang gede.
b) Dalam serat purwakara dll.terdapat
sembilan tembang yang di golongkan sebagai tembang macapat. Nama-namanya seperti
pada buta (a) di tambah dengan maskumambang.
c) Dalam purwakanti
(Mangunwidjaja,1992:119) dll.Terdapat sepuluh tembang yang digolongkan sebagai
tembang macapat.Nama-namanya seperti pada butir (a) ditambah dengan
maskumambang dan megatruh atau dudukwuluh
d)Dalam Mbombong manah 1 terdapat sebelas
tembang yang di golongkan sebagai tembang macapat.Nama-namanya seperti pada
butir (a) di tambah dengan maskumambang,gambuh,dan megatruh.Di jelaskan oleh
Tedjohadisumarto(1958:5)bahwa tembang
gambuh dan megatruh semula digolongkan tembang tengahan.
e) Dalam patokaning njekaraken
(Hardjowirogo,1952:9—12,18—19)terdapat lima belas tembang yang digolongkan
sebagai tembang macapat.Nama sembilan tembang pada butir (b) di sebut macapat
baku(sugiyo,1978:10,Arintoko,1981:3),lima buah tembang berupa tembang tengahan
yang terdiri atas balabak,megatruh,gambuh,jurudemung,dan wirangrong,serta
sebuah berupa tembang gede,yaitu gurisa atau girisa.Lima buah tembang tengahan
dan sebuah tembang gede itu di golongkan sebagai tembang macapat
(f) Jumlah yang sama pada butir
(e) Terdapat
dalam tata sastra.Dalam buku itu disebutkan bahwa jumlah tembang macapat ada lima belas termasuk
tembang tengahan yang sudah di golongkan ke dalam tembang macapat.
Penanaman
metrum macapat
Penamaan lima belas metrum macapat
itu di sajikan berikut ini di lengkapi dengan keterangan secukupnya,terutama yang
mengikluti etimologi.
a)
Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan
kependetaan. Pangkur diberi arti buntut “ekor”.oleh karena itu pangkur
kadang-kadang di beri sasmita “isyarat” tut pungkur,tut wuntat
”mengekor”,”mengikuti”
b)
Maskumambang berarti punggawa yang melaksanakan upacara
shamanistis ,mengucapkan mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian
bunga.
c)
Sinom diberi arti sesekaring rambut “anak rambut” .Sinom juga di artikan “daun
muda” sehingga kadang-kadang di beri isyarat dengan lukisan daun muda.
d)
Asmaradana berasal dari kata asmara
dan dana,Asmara
adalah nama dewa pencintaan;dana dari kata dahana berarti api.
e)
Dhandhanggula di beri arti ngajeng-ngajeng kesaenan
“menanti-nanti kebaikan”
f)
Durma berwatak atau biasa di gunakan dalam suasana seram.
g)
Mijil berarti keluar.Selain itui mijil ada hubunganya
dengan kata wijil yang yang bersinonim dengan kata lawang “pintu”
h)
Kinanthi biasa di gunakan dalam suasana mesra atau
senang.
i)
Gambuh biasa di gunakan dalam suasana mesra atau
senang.
j)
Wirangrong di gunakan dalam suasana berwibawa
k)
Jurudemung berarti “penabuh gamelan” atau “lelingir
kang landhep” sanding yang tajam.
l)
Girisa berarti boten sarwa wegah “tidak serba enggan’
sehingga mempunyai watak selalu ingat.
m)
Pucung cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat
lucu yang menimbulkan kesegaran.biasa di
gunakan dalam suasana santai.
n)
Megatruh dapat berarti petugas yang ahli dalam
kerohanian yang selalu menghindari perbuatan jahat.
o)
Baladak berwatak atau biasa di gunakan dalam suasana
santai.
Aturan metrum macapat
Jenis metrum macapat berjumlah lima
belas.Setiap jenis metrum memiliki aturan tertentu yang di sebut guru
gatra,guru wilangan dan guru lagu
No
|
Nama
metrum/tembang
|
Aturan
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
Asmaradana
Balak
Durma
Dhandanggula
Gambuh
Girisa
Jurudemung
Kinanthi
Maskumambang
Megatruh
Mijil
Pangkur
Pucung
Sinom
Wirangrong
|
8/i
|
8/a
|
8/ĕ/o
|
8/a
|
7/a
|
8/u
|
8/a
|
|||
12/a
|
3/ĕ
|
12/a
|
3/e
|
12/a
|
3/e
|
||||||
12/a
|
7/i
|
6/a
|
7/a
|
8/i
|
5/a
|
7/i
|
|||||
10/i
|
10/a
|
8/ĕ
|
7/u
|
9/i
|
7/a
|
6/u
|
8/a
|
12/i
|
7/a
|
||
7/u
|
10/u
|
12/i
|
8/u
|
8/o
|
8/a
|
||||||
8/a
|
8/a
|
8/a
|
8/a
|
8/a
|
8/a
|
8/a
|
|||||
8/a
|
8/u
|
8/u
|
8/a
|
8/u
|
8/i
|
8/u
|
|||||
8/u
|
8/i
|
8/a
|
8/i
|
8/a
|
|||||||
12/i
|
6/a
|
8/a
|
|||||||||
12/u
|
8/i
|
6/i
|
8/i
|
8/o
|
|||||||
12/i
|
6/o
|
10/ĕ
|
10/i
|
6/i
|
6/u
|
||||||
8/a
|
11/i
|
8/u
|
7/a
|
12/u
|
8/a
|
8/a
|
|||||
12/u
|
6/a
|
8/i
|
12/a
|
||||||||
8/a
|
8/i
|
8/a
|
8/i
|
7/i
|
8/u
|
7/a
|
8/i
|
12/a
|
|||
8/i
|
8/o
|
10/u
|
6/i
|
7/a
|
7/a
|
7/a
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar