Kamis, 22 November 2012

Surat Untuk Kakak Sepupuku Sinar Cinta Pertamaku

Sore ini... Hujan menciptakan sebuah rasa.. rasa yang tak pernah oranglain mengerti, ini lebih dari sebuah kegilaan dan ini lebih dari sekedar rasa cinta yang tak ku mengerti awal mulanya.... 

Aku.. adalah Aku... Aku seorang gadis yang hidup dengan segala hal yang rumit banyak orang memanggilku Kirana, mungkin ayahku memberi nama Kirana karena sebuah harapan dia ingin aku menjadi mentari bagi siapapun...  Sebuah alasan yang membuat ak terbebani aku juga butuh ada orang yang menyinari hariku dan alasan aku selalu tersenyum adalah karena "Sinar" ku... Dia adalah kakak sepupuku, hampir semua apa yang ada di dirinya sama denganku, apa yang dia sukai semuanya aku suka, apa yang dia katakan selalu membuat ak tersenyum... Hingga aku harus menyadari ada dua jurang di antara kami, Sinar sudah menikah bahkan sebelum aku sempat mengatakan jika aku ingin memilikinya lebih dari siapapun.. 

Selama bertahun-tahun aku dengan rapi menyimpan rasa ini rasa yang tak asing bagi para pencinta... Aku mencintai Sinar ketika aku duduk di bangku sekolah dasar, dia lebih tua tujuh tahun dariku. Saat itu Sinar sudah SMA aku begitu terpesona pada sosoknya, dia adalah orang yang bebas, orang yang selalu tersenyum dan orang yang suka memetik gitar  menyanyi di balkon lantai dua rumahnya.. Aku sangat mengidolakan Sinar  bahkan aku terinspirasi dari pribadinya sehingga aku menjadi seseorang yang supel dan selalu ceria..Pernah suatu ketika dia mengajakku menulis nama kami di pohon depan rumahku dan dia berjanji akan melihat pohon ini lagi bersama-sama saat pohon itu sudah tinggi, saat itu aku menunjukkan dia sebuah buku rahasiaku yang tak sempat terbacanya pada bagian akhir halaman.Untuk anak seusiaku aku sudah berani menulis sebuah kalimat "Aku  mencintaimu kak Sinar... Maukah nanti kamu menungguku hingga aku tumbuh dewasa dan menjadi seorang perempuan yang layak untukmu.." pada waktu itu aku berusaha melamarnya tapi ternyata dia melewatkan hal terpenting di buku itu.....


 
Daun-daun seolah berguguran ketika Sinar  dengan sadisnya menelantarkan cintaku dan menikah dengan gadis pilihannya, Seorang gadis yang jauh dari kata " Sempurna" dan selalu di perbincangkan oleh keluarga besarku, dan aku melihat ada sebersit raut kecewa di wajah kedua orangtua Sinar..


Sinar..... Apa ini yang terbaik bagimu? Apa kau tidak akan menyesal nanti? Apa kamu mencintainya...
aku sangat ingin menanyakan ini pada Sinar..

Hingga setelah hampir 12 tahun lamanya aku tak pernah bersua dengannya dan hanya berpapasan tanpa berbincang, entah mungkin ini saatnya waktu untukku, Takdir menciptakan sebuah waktu tak terduga dan tanpa sengaja.. dan kami berkesempatan terduduk berdua di panasnya mentari.. Dia pun mengajakku menikmati indahnya pantai dan kita saling bercerita satu sama lain dan satu hal yang ku tahu.. Sinar tak bahagia dengan rumahtangganya.. dan aku juga tak bahagia dengan kekasihku yang telah hampir tujuh tahun lamanya menemani hari-hariku.. 

Sepanjang hari itu adalah sebuah kado kecil untuk hatiku, hati yang selama ini terpaku.. untuk pertama kalinya ada seorang pria menyuapi aku es krim yang selama ini sangat tidak aku suka dan menggandeng tanganku dengan mesra.. yang paling penting dia mengajakku ke tempat paling romantis sedunia yaitu sebuah Toko Buku... 

Dia membelikan aku sesuatu yang sangat berharga... Setelah itu semuanya mengalir dengan sederhana.. Sinar menyadari jika aku mencintainya sejak dulu dan aku mendapat sesuatu imbalan dari rasaku, Sinar juga Menyukaiku... 


Ini sebuah hadiah terhebat dalam hidupku, aku bahagia meski aku tau ada perempuan lain yang lebih berhak memiliki Sinar..
Semuanya terasa begitu hebat.. seperti mimpi.. seperti kisah dalam sebuah novel bergenre romantis... Dia selalu membagi banyak hal padaku.. dan anehnya aku sangat bahagia meskipun semua ini hanya melalui telpon atau sms..
Yaaahhh seperti mimpi.. dan saat terbangun dari mimpi sudah tiba, istri Sinar tau hubungan kami lebih dari kakak adik... meskipun kami tidak pernah kontak fisik tapi hati kami selalu berpelukan erat...  Istri Sinar tak henti-hentinya memaki dan memojokkan aku karena ketidakharmonisan rumahtangganya di tambah lagi dengan sikapnya Sinar yang selalu nampak di depan istrinya dan tak tanggung-tanggung Sinar mengatakan dia menyukaiku di depan Istrinya.. Segala akun pribadi Sinar di dominasi istrinya dan kami tidak bisa berkomunikasi lagi, yang semakin membuat aku sedih adalah hidup Sinar semakin tak bahagia... Sinar selalu berkata " aku ingin bahagia denganmu"....
Sinar..... Aku berharap hidupmu akan jauh bahagia dari aku.. Aku mencintaimu, meskipun kita bersama itu sangat tidak mungkin.. Rasa ini lebih dari sebuah cinta monyet.. Ini adalah rasa yang tak perlu untuk membuat diriku sendiri bahagia.. Aku mengikhlaskanmu hidup bersama istrimu.. Ini adalah pilihanmu.. jangan menyesal karena kau terlambat mencintaiku itu lebih dari segalanya untukku.. kita tak boleh egois hanya untuk memikirkan perasaan kita... akan banyak yang terluka jika kita bersama... meski aku tak akan pernah bisa menghapus airmatamu dan meskipun aku tak bisa membiarkanmu duduk di pangkuanku ketika hatimu gundah..


meskipun begitu percayalah hati ini akan selalu ada namamu.. Sinar..... kakakku.... aku mencintaimu melebihi  Hujan mencintai tanah yang ingin membuatnya basah... melebihi cinta angin yang membuat awan menjadi Hujan....
Sinar... Tetaplah tersenyum untuk hidupmu... tetaplah menyanyi seperti dulu... tetaplah lalui hari-harimu ceria .. Dan tetaplah bersinar meski harimu dalam kegelapan.... karena kamu adalah Sinar ku... Inspirasi hidupku...Doaku akan selalu menemani harimu....


Peluk Rindu
Dari Aku yang Mencintaimu
Kirana.............


Tidak ada komentar:

Posting Komentar